Tahukah kamu bahwa memiliki stok persediaan yang berlebih atau terlalu sedikit dapat membuat kamu merugi dan mengganggu arus perputaran produk di gudang?
Product inventory (atau yang dapat diterjemahkan sebagai persediaan produk) perlu dikelola dengan menerapkan sistem manajemennya tersendiri. Sistem ini akan membantu para penjual untuk mengatur persediaan barang di gudang, yang tentunya akan berkaitan erat dengan aktivitas dan informasi logistiknya.
Pada dasarnya, sebuah produk tidak boleh terlalu lama disimpan dan menumpuk di gudang karena berpotensi mengalami kerusakan baik karena durasi maupun cara penyimpanan. Kondisi gudang dengan sirkulasi udara dan temperatur yang kurang baik misalnya terlalu panas atau terlalu lembap dapat merusak produk. Idealnya, stok inventory memiliki masa penyimpanan cukup sekitar 1-2 bulan saja di gudang tergantung pada kategori produknya.
Artikel terkait: Menentukan Safety Stock dan Reorder Point Untuk Mengontrol Ketersediaan Barang
Berikut beberapa langkah mudah untuk memahami lebih lanjut cara mengatur product inventory dengan memantau aging status dari setiap produk yang tersedia di gudang!
Saat melakukan produksi maupun pembelian stok produk atau dapat disebut dengan purchasing inventory, kamu perlu melakukan perhitungan yang matang dalam menentukan jumlah stok produk yang akan masuk ke dalam gudang. Setelah stok produk terisi, kamu **juga harus cermat memantau rata-rata kuantitas penjualan setiap produknya. Data ini nantinya dapat dijadikan sebagai tolak-ukur untuk menentukan pembelian berikutnya.
Lakukan perencanaan ini dengan penuh perhitungan; jangan terlalu boros, dan jangan terlalu berhemat juga. Karena apabila purchasing inventory tidak dilakukan secara matang, nanti malah kamu yang justru bisa merugi! Kerugian ini bisa dikarenakan stok aging product dan produk slow moving (lambat bergerak) menjadi menumpuk, hingga akibat kehilangan banyak kesempatan penjualan akibat terlalu sering kehabisan stok.
Untuk mempermudah pemantauan status persediaan produk, kategorikan produk-produkmu berdasarkan aging status produk tersebut, atau dengan kata lain berdasarkan usianya terhitung sejak masuk ke gudang penyimpanan stok. Umumnya aging status dikelompokkan ke dalam tiga kategori berikut ini:
Pengelompokkan tersebut pada dasarnya harus disesuaikan dengan kebutuhan berikut dengan karakteristik produknya. Seperti misalnya, beberapa produk seperti makanan mungkin tidak dapat disimpan lebih dari 14 hari. Sehingga, kamu **dapat menentukan sendiri durasi kategori aging status berdasarkan tipe produk yang dijualnya.
Artikel terkait: 4 Cara Mengatasi Penimbunan Stok
Selain memantau stok produk di gudang berdasarkan aging status-nya, kamu juga perlu senantiasa memastikan bahwa jumlah stok produk yang tersedia di gudang sama dengan jumlah stok produk yang ditampilkan di marketplace. Kuantitas ini harus diselaraskan secara real time untuk menghindari komplain dari pembeli ketika melakukan transaksi yang ternyata produk sudah tidak ada stoknya.
Dengan aktif memantau data aging status dari persediaan produk di gudang, kamu dapat menjaga perputaran produk **tetap sehat dengan memberikan perhatian yang cukup pada produk-produk tua dan slow moving atau yang paling lambat bergerak, sehingga kontrol persediaan produk pun menjadi lebih baik. Pada akhirnya, jika product inventory ini dikelola dengan baik, kamu pun berpotensi untuk dapat meningkatkan penjualan dan menciptakan pengalaman transaksi yang positif dengan para pelanggan.