Stok merupakan hal yang sangat penting untuk bisnis kamu. Dalam hal pemeliharaan stok, kamu perlu paham mengenai safety stock dan reorder point.
Safety stock atau stok aman adalah persediaan ekstra yang harus dimiliki penjual untuk mencegah kehabisan stok jika terjadi masalah dalam rantai pasokan atau saat terjadi peningkatan permintaan. Mudahnya, safety stock ini dapat diartikan sebagai batas jumlah minimal stok yang harus selalu tersedia di gudang.
Safety stock ini penting untuk mencegah pelanggan kecewa akibat barang yang mereka inginkan tidak tersedia. Selain itu, safety stock ini juga dapat membantu agar persediaan stok yang dimiliki tidak terlalu banyak sehingga tidak perlu khawatir risiko kadalursa, dead stock atau barang yang tidak laku, serta biaya penyimpanan yang tinggi.
Cara menghitung safety stock:
💡 *Safety stock= (*Maks penjualan produk perhari x Maks Lead Time) - (Rata-rata penjualan produk perhari x Rata-rata Lead Time)
Untuk menghitung safety stock, kamu perlu mengetahui angka maksimal penjualan produk per hari dan waktu terlama yang diperlukan saat kamu menyiapkan stok (Lead Time). Pastikan kamu melakukan pencatatan penjualan produk dan lead time secara berkala agar dapat mengetahui rata-rata penjualan harian dan lead time dengan akurat.
Contoh:
Maksimal penjualan produk dalam sehari adalah 30 pcs
Maksimal waktu yang diperlukan untuk menyiapkan stok(Lead Time) adalah 15 hari
Rata-rata penjualan produk dalam sehari adalah 15 pcs
Rata-rata lead time yang diperlukan adalah 12 hari
Safety stock= (30 x 15) - (15 x 12)= 450 - 180= 270
Maka, safety stocknya adalah 270 pcs
Artikel terkait: 4 Cara Mengatasi Penimbunan Stok
Reorder point adalah suatu momen yang dapat menjadi acuan kapan harus melakukan pemesanan sehingga tidak perlu khawatir kehabisan produk saat permintaan tinggi.
Memperhitungkan reorder point dengan baik dapat menghindari keadaan saat stok produk melimpah di gudang dan mengendap dalam waktu yang lama.
Cara menghitung reorder point:
💡 Reorder Point= Lead Time Demand + Safety Stock
Contoh:
Lead time demand produkmu adalah 120 pcs
Sementara Safety Stocknya adalah 270 pcs
Reorder point = 120 + 270 = 390 pcs
Artinya, saat barang kamu kurang dari 390pcs, kamu perlu melakukan pemesanan kembali (reorder).
Lead time demand adalah total waktu yang diperlukan untuk pemesanan stok yang baru agar sampai ke gudang seller.
Cara mengetahui Lead Time Demand:
💡 Lead Time Demand = Lead Time* x Rata-rata penjualan setiap hari
*Lead time adalah total durasi dari dimulainya waktu pemesanan hingga selesai. Semisal kamu memesan produk ke pabrik. Lalu, pihak pabrik membutuhkan waktu 3 hari untuk mengkonfirmasi pesanan, 7 hari untuk produksi, dan 2 hari untuk pengiriman ke gudang.
Total lead time = 3 hari + 7 hari + 2 hari = 12 Hari.
Contoh:
Kamu memiliki rata-rata penjualan perhari sebanyak 15 pcs
Lead Time selama 12 hari
Lead Time Demand = 12 x 15 = 180 pcs.
Artinya, kamu harus menyediakan 180 produk agar tetap dapat memenuhi pesanan pembeli sampai stok produk dari supplier sampai di gudang kamu.
Artikel terkait: Apa Itu Pre-Order (PO) di Online Shop? Ini Bedanya dengan Ready Stock
Untuk membantu kamu agar tidak perlu pusing lagi memikirkan pengelolaan stok barang yang ingin kamu jual, kamu dapat melakukan pengaturan safety stock dan reorder point menggunakan aplikasi pengelolaan stok seperti Melaka. Aplikasi pengelolaan stok ini dapat mengintegrasikan seluruh channel yang kamu miliki sehingga kamu dapat mengelola stok untuk seluruh channel penjualan kamu hanya dalam satu tempat.
Itulah sekilas mengenai safety stock dan reorder point. Semoga dapat membantu kamu untuk mengelola stok penjualan dengan efektif sehingga tidak merugikan kamu ataupun pelanggan.